| KEMBALI |

Karet


A.    Syarat Pertumbuhan
  1. Iklim
  • Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari dan curah hujan tahunan 1500-3000 mm.
  • Ketinggian tempat ideal antara 1-200 m dpl dengan temperatur optimal 24-28oC.
  • Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30 km/jam.
  1. Tanah
  • Kemiringan tanah kurang dari 10%.
  • Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir.
  • Batuan di permukaan maupun di dalam tanah 15%.
  • pH tanah antara 4,3-5,0.
  • Drainase tanah sedang.
B.    Pembibitan
  1. Pemilihan bibit unggul:
  1. Mata bekas okulasi sudah mulai bertunas.
  2. Bibit sudah berpayung dua saat di polybag.
  3. Bebas dari penyakit, khususnya jamur akar putih.
  4. Memiliki akar lateral yang baik.
  1. Persemaian:
  1. Lahan dicangkul sedalam 50-70 cm kemudian diratakan kembali agar tanah gembur. 
  2. Buatkan bedengan setinggi 20 cm dan buatkan parit antar bedengan sedalam 50 cm untuk akses air supaya tidak menggenangi bibit.
  3. Tanam bibit dengan jarak 30x30x50 cm.
  4. Penyiraman dilakukan setiap hari dan dilakukan penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
  5. Bibit yang tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang melalui seleksi pada umur 4 dan 9 bulan.
  6. Pemupukan pada saat pembibitan pada periode minggu 1-40 dengan cara penyemprotan larutan ZPT dosis 2 cc/liter air, frekuensi 1-2 minggu sekali.
  7. Pada minggu ke 40 atau bulan ke 9, bibit yang baik setelah diseleksi siap dipindahkan ke kebun.
C.    Penanaman
  1. Pembersihan lahan: bersihkan tanaman dan gulma secara mekanis.
  1. Mengajir: buat jarak tanam yang ideal 3x6 m.
  1. Pembuatan lubang tanam
  1. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40x40x40 cm, disiapkan minimal 2 minggu sebelum tanam.
  2. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cangkul tanah, bagian bawah dipisahkan dengan bagian atas.
  3. Pemberian pupuk dasar yaitu pupuk kandang 3-5 kg/lubang.
  1. Cara penanaman
  1. Penanaman baiknya dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur dan harus segera selesai sebelum musim kemarau.
  2. Bibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan payung satu.
  3. Sebelum dilakukan penanaman, bagian akar bibit karet direndam terlebih dahulu dengan karutan ZPT dengan dosis 5 cc/liter air.
  4. Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam. Untuk bibit stum mata tidur, arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah yang rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulai diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras, sedangkan bibit dalam polybag arah okulasi menghadap Timur.
  5. Kemudian bibit ditimbun dengan tanah bagian bawah dan selanjutnya dengan tanah bagian atas. Selanjutnya, tanah dipadatkan secara bertahap sehingga timbunan menjadi padat, tidak ada rongga udara dalam lubang tanam.
  6. Lubang tanam ditimbun sampai penuh, hingga permukaan rata dengan tanah disekelilingnya. Untuk bibit stum mata tidur kepadatan tanah yang baik, ditandai dengan tidak goyang dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam, sedangkan bibit dalam polybag pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati mulai dari bagian pinggir ke arah tengah.
D.    Pemeliharaan
  1. Pemupukan
  1. Pemupukan pada masa tbm (tanaman belum menghasilkan) kurang dari 1 tahun
    1. Aplikasi ZPT dengan dosis 4 cc/liter air, dilakukan 10 hari sekali pada bulan pertama dan selanjutnya 30 hari sekali.
    2. Aplikasi POC dengan dosis 20 cc/liter air, dilakukan sebulan sekali.
  1. Pemupukan pada masa tbm (tanaman belum menghasilkan) 3-5 tahun
    1. Aplikasi ZPT dan NPK, dengan dosis masing-masing 4 cc/liter air, dilakukan sebulan sekali.
    2. Aplikasi POC dengan dosis 20 cc/liter air, dilakukan sebulan sekali.
  1. Pemupukan pada masa tm (tanaman menghasilkan)
    1. Aplikasi ZPT dan NPK dengan dosis masing-masing 6 cc/liter air, sebulan sekali. Dan dapat juga diaplikasikan dengan kocor dosis 5-10 cc per pohon yang dilarutkan dengan air secukupnya.
    2. Aplikasi POC dengan dosis 20 cc/liter air, dilakukan sebulan sekali.
    Catatan:
    • Aplikasi ZPT dan NPK dilakukan dengan cara semprot ke batang dan/atau kocor ke akar.
    • Aplikasi POC dengan cara kocor ke tanah sekitar akar.
  1. Penyiangan
Dilakukan berkala supaya tanah sekitar pohon bersih dari gulma. 
  1. Penyulaman
  1. Penyulaman dimaksudkan untuk mengisi tanaman yang mati atau kurang baik pertumbuhannya, agar diperoleh populasi optimum dengan tingkat pertumbuhan yang relatif seimbang.
  2. Penyulaman dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur dengan tanaman yang disulam. Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan bahan tanam untuk sulaman dalam polybag sekitar 10% dari populasi tanaman.
  1. Pembuangan tunas palsu
  1. Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas ini banyak tumbuh pada bahan tanam stum mata tidur, sedangkan pada bibit stum mini atau bibit polybag, tunas palsu jumlahnya relatif kecil.
  2. Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu. Hanya satu tunas yang ditinggalkan dan dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari mata okulasi. Pembuangan tunas palsu ini akan mempertahankan kemurnian tanaman.
  1. Perangsangan percabangan
  1. Percabangan yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk menghindari kerusakan oleh angin.
  2. Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon yang sulit membentuk percabangan, sedangkan pada klon yang baik pembentukan percabangan, percabangan mudah terbentuk sehingga tidak perlu perangsangan.
  3. Untuk perangsangan cabang ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu pembuangan ujung tunas, penutupan ujung tunas, pengguguran daun, pengikatan batang dan pengeratan batang.
E.    Pengendalian Hama dan Penyakit
  1. Hama dan gulma
  1. Hama
    Penyebab: babi hutan (sus barbatussus scrofa vittatus).
    Gejala serangan:
    • Tanaman muda tiba-tiba tumbang.
    • Perakaran rusak, daun menjadi layu dan kuning.
    Pengendalian:
    • Sanitasi lingkungan, memasang jaring dan perangkap.
    • Memberi pagar di sekitar areal kebun.
    • Berburu bersama dengan kelompok pemburu babi.
    • Pemberian umpan beracun.
  1. Gulma
    Jenis gulma yang dominan pada perkebunan karet sangat beragam. Cara pengendaliannya bisa dengan cara mekanis menggunakan cangkul, kored atau parang.
  1. Penyakit
  1. Akar busuk
    Penyebab: jamur akar putih (rigidoporus lignosus).
    Gejala serangan:
    • Akar menjadi busuk dan apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benang berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas.
    • Daun-daun yang semula tampak hijau segar berubah menjadi berwarna hijau gelap kusam, layu akhirnya kering dan gugur kemudian diikuti kematian tanaman.
    Pengendalian:
    • Disekitar tanaman muda yang berumur kurang dari 2 tahun sebaiknya ditanami tanaman antagonis antara lain lidah mertua, kunyit dan lengkuas sebagai pencegahan serangan penyakit jamur akar putih.
    • Pemeriksaan secara rutin.
  1. Mouldy rot
    Penyebab: jamur ceratocystis fimbriata.
    Gejala serangan:
    • Mula-mula tampak selaput tipis berwarna putih pada bidang sadap didekat alur sadap. Selaput ini berkembang membentuk lapisan seperti beludru berwarna kelabu sejajar dengan alur sadap.
    • Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna coklat kehitaman.
    • Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu.
    • Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam kecokelatan sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit pohon.
    • Bekas serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur sadap. Bekas bidang sadap bergelombang sehingga menyulitkan penyadapan berikutnya atau bahkan tidak bisa lagi disadap.
    Pengendalian:
    • Menurunkan intensitas penyadapan atau menghentikan penyadapan pada serangan berat.
    • Hindari torehan yang terlalu dalam pada saat penyadapan agar kulit cepat pulih.
    • Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida 5 cm diatas irisan sadap sehari setelah penyadapan dan getah belum dilepas. Interval pengolesan 1-2 minggu.
  1. Brown bast
    Penyebab: penyadapan yang terlalu sering terutama penyadapan yang diransang lateks.
    Gejala serangan:
    • Tanaman tampak sehat dan pertumbuhan tajuk lebih baik dibandingkan tanaman normal.
    • Tidak keluar latek di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan lateks.
    • Lateks menjadi encer dan Kadar Karet Kering (K3) berkurang,
    • Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah lalu menjalar ke panel sebelahnya.
    • Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat dan kadang-kadang terbentuk gum.
    • Pada gejala lanjut seluruh panel/kulit bidang sadap kering dan pecah-pecah hingga mengelupas.
    Pengendalian:
    • Dilakukan sadap tusuk dibawah bidang sadap sampai ke bawah, apabila tidak keluar cairan lateks berarti sudah terserang.
    • Segera lakukan pengendalian bila sebagian alur sadap mengalami kekeringan.
    • Waspadai apabila lateks mulai encer.
    • Menurunkan intensitas penyadapan pada pohon/kebun yang telah mulai menunjukkan kekeringan alur sadap.
    • Menghindari atau menurunkan intensitas penyadapan pada musim gugur daun.
    • Setelah beberapa bulan kemudian, kulit yang baru mulai bisa disadap kembali, sebagai waktu penyembuhan.
    • Melakukan pemupukan yang teratur dan seimbang.
  1. Jamur upas
    Penyebab: jamur corticium salmonicolor.
    Gejala serangan:
    • Stadium sarang laba-laba: pada permukaan kulit bagian pangkal atau bagian atas percabangan tampak benang putih seperti sutera mirip sarang laba-laba.
    • Stadium bongkol: adanya bintil-bintil putih pada permukaan jaring laba-laba.
    • Stadium kortisium: jamur membentuk selimut yaitu kumpulan benang-benang jamur berwarna merah muda. Jamur telah masuk ke jaringan kayu.
    • Stadium nekator: jamur membentuk lapisan tebal berwarna hitam yang terdiri dari jaringan kulit yang membusuk dan kumpulan tetesan lateks yang berwarna coklat kehitaman meleleh di permukaan bagian terserang. Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati serta mudah patah.
    Pengendalian:
    • Menanam klon yang tahan penyakit.
    • Jarak tanam tidak terlalu rapat.
    • Cabang/ranting yang telah mati dipotong dan dimusnahkan.
    • Cabang yang masih menunjukkan gejala awal (stadium sarang laba-laba) segera dioles dengan fungisida hingga 30 cm ke atas dan ke bawah bagian yang terserang.
    • Fungisida yang mengandung unsur tembaga tidak dianjurkan pada tanaman yang telah disadap, karena dapat merusak mutu lateks.
    • Pada kulit yang mulai membusuk, harus dikupas sampai bagian kulit yang sehat kemudian dioles fungisida  hingga 30 cm ke atas dan ke bawah dari bagian yang sakit.
    Catatan:
      Jika pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat.
F.    Panen
  1. Penentuan matang sadap pohon
Tanaman karet siap disadap pada umur sekitar 5-6 tahun. Pohon karet dinyatakan matang sadap apabila lilit batang sudahmencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang diukur pada ketinggianbatang 100 cm dari pertautan okulasi untuk tanaman okulasi.
  1. Persiapan buka sadap
  1. Tinggi bukaan sadap
    Tanaman karet okulasi mempunyai lilit batang bawah dengan bagian atas yang relatif sama (silinder), demikian juga dengan tebal kulitnya. Tinggi bukaan sadap pada tanaman okulasi adalah 130 cm di atas pertautan okulasi. Ketinggian ini berbedadengan ketinggian pengukuran lilit batang untuk penentuan matang sadap.
  1. Arah dan sudut kemiringan irisan sadap
    Arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah, tegak lurus terhadap pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan yang paling baik berkisar antara 30o-40o terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap atas, sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 45o.
  1. Panjang irisan sadap
    Panjang irisan sadap adalah ½ s (irisan miring sepanjang ½ spiral atau lingkaran batang).
  1. Letak bidang sadap
    Bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama dengan arah pergerakan penyadap waktu menyadap.
  1. Pemasangan talang dan mangkuk sadap
  1. Talang sadap
    Talang sadap terbuat dari seng selebar 2½ cm dengan panjang sekitar 8 cm. Talang sadap dipasang pada jarak 5-10 cm dari ujung irisan sadap bagian bawah.
  1. Mangkuk sadap
    Mangkuk sadap umumnya terbuat dari plastik, tanah liat atau aluminium. Mangkuk sadap dipasang pada jarak 5-20 cm dibawah talang sadap. Mangkuk sadap diletakkan diatas cincin mangkuk yang diikat dengan tali cincin pada pohon.
  1. Pelaksanaan penyadapan
  1. Kedalaman irisan sadap
    Penyadapan diharapkan dapat dilakukan selama 25-30 tahun. Kedalaman irisan sadap dianjurkan berkisar 1-1½ mm dari kambium.
  1. Ketebalan irisan sadap
    Ketebalan irisan sadap yang dianjurkan adalah berkisar antara 1½ - 2 mm setiap penyadapan, agar penyadapan dapat dilakukan selama kurang lebih 25-30 tahun.
  1. Frekwensi penyadapan
    Frekuensi penyadapan adalah jumlah penyadapan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dengan panjang irisan ½ spiral (½ s), frekuensi penyadapan adalah 1 kali dalam 3 hari (3/d) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah menjadi 1 kali dalam 2 hari (2/d) untuk tahun selanjutnya.
  1. Waktu penyadapan
    Penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin yaitu antara jam 05:00-07:30 pagi.
G.    Penanganan Pasca Panen
    Untuk memperoleh bahan olah karet yang bermutu baik beberapa persyaratan teknis yang harus diikuti yaitu:
  1. Tidak ditambahkan bahan-bahan non karet.
  2. Dibekukan dengan asam semut dengan dosis yang tepat.
  3. Segera digiling dalam keadaan segar.
  4. Disimpan di lokasi yang teduh serta terlindung dan tidak direndam.




Copyright ©2013- hormonik.com