| KEMBALI |

Kelapa Sawit


A.    Syarat Pertumbuhan
  1. Iklim
  • Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari dan curah hujan tahunan 1500-4000 mm.
  • Ketinggian tempat ideal antara 1-500 m dpl dengan temperatur optimal 24-28oC.
  • Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
  1. Tanah
  • Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
  • Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu.
  • Tanah latosol, ultisol dan aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
B.    Pembibitan
  1. Benih ditanam sedalam 2 cm pada polybag ukuran 12x23 cm atau 15x23 cm yang berisi 1½ - 2 kg tanah lapisan atas yang telah diayak.
  2. Tanah di polybag harus selalu lembab dan polybag disimpan pada bedengan dengan diameter 120 cm.
  3. Setelah menjadi bibit berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai maka siap untuk dipindahtanamkan ke dalam polybag ukuran 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, tanah disemprot dengan ZPT dosis 2-4 cc/liter air.
  4. Polybag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
  5. Penyiraman dilakukan dua kali sehari dan dilakukan penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
  6. Bibit yang tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang melalui seleksi pada umur 4 dan 9 bulan.
  7. Pemupukan pada saat pembibitan pada periode minggu 1-40 dengan cara penyemprotan larutan ZPT dosis 2 cc/liter air, frekuensi 1-2 minggu sekali.
  8. Pada minggu ke 40 atau bulan ke 9, bibit yang baik setelah diseleksi siap dipindahkan ke kebun.
C.    Penanaman
  1. Penentuan pola tanam
  1. Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari.
  2. Tanaman penutup tanah (legume cover crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma).
  3. Penanaman sebaiknya segera dilaksanakan setelah persiapan lahan selesai.
  1. Pembuatan lubang tanam
  1. Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50 x 40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah.
  2. Jarak antara lubang tanam dibuat sejauh 9 m.
  3. Untuk areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1½ m dari sisi lereng.
  1. Cara penanaman
  1. Penanaman baiknya dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur.
  2. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polybag.
  3. Pada lubang tanam semprotkan ZPT dengan dosis 2-4 cc/liter air dan POC 10 cc/liter air.
  4. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang.
  5. Tebarkan pupuk kandang selama ± 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas.
D.    Pemeliharaan
  1. Pemupukan
  1. Aplikasi ZPT mulai awal (saat TBM, Tanaman Belum Menghasilkan) dengan dosis 5-10 cc per pohon, dengan cara dilarutkan dengan air secukupnya dan disiramkan ke sekitar pangkal batang dan disemprotkan ke batang, setiap 10 hari sekali pada bulan pertama selanjutnya sebulan sekali.
  2. Aplikasi ZPT dan NPK pada saat TM (Tanaman Menghasilkan) dengan dosis 10-20 cc per pohon, dilarutkan dengan air secukupnya dan disiramkan ke sekitar pangkal batang dan disemprotkan ke batang sebulan sekali.
  3. Aplikasi POC dengan dosis 20 cc/liter air, semprot atau kocorkan ke akar sebulan sekali.
  1. Penyiangan
Dilakukan berkala supaya tanah sekitar pohon bersih dari gulma. 
  1. Penyulaman
  1. Penyulaman dimaksudkan untuk mengisi tanaman yang mati atau kurang baik pertumbuhannya, agar diperoleh populasi yang optimum.
  2. Tanaman yang mati diganti dengan bibit berumur 10-14 bulan.
  3. Populasi tanaman  135-145 pohon per hektar agar tidak ada persaingan sinar matahari.
  1. Pemangkasan daun
  1. Pemangkasan pasir: membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
  2. Pemangkasan produksi: memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
  3. Pemangkasan pemeliharaan: membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
  1. Kastrasi bunga
  1. Kastrasi adalah kegiatan membuang semua produk generatif yaitu bunga jantan, bunga betina dan seluruh buah, yang berguna untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.
  2. Dilakukan pada tanaman yang baru mulai berbunga (12-24 bulan), dengan cara membuang bunga muda yang muncul setiap bulan.
  3. Harus dilaksanakan jika lebih dari 50% pokok kelapa sawit telah mengeluarkan bunga (jantan dan/atau betina), jika terlambat maka ada bunga betina yang akan menjadi buah sehingga pupuk yang diberikan digunakan tanaman untuk buah, padahal buah yang dihasilkan masih belum layak petik untuk dijual.
  1. Penyerbukan buatan
  1. Penyerbukan oleh manusia
    Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.
    Cara penyerbukan:
    1. Buka seludang bunga.
    2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni (1:2). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
  1. Penyerbukan oleh serangga
    Serangga penyerbuk elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.
E.    Pengendalian Hama dan Penyakit
  1. Hama
  1. Hama tungau
    Penyebab: tungau merah (oligonychus). Bagian yang diserang adalah daun.
    Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna perunggu (bronze).
    Pengendalian: semprot dengan pastisida nabati.
  1. Ulat setora
    Penyebab: setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun.
    Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja.
    Pengendalian: semprot dengan pastisida nabati.
  1. Penyakit
  1. Root blast
    Penyebab: rhizoctonia lamellifera dan phythium sp. Bagian yang diserang adalah akar.
    Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar.
    Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan.
  1. Garis kuning
    Penyebab: fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun.
    Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering.
    Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.
  1. Dry root blast
    Penyebab: ceratocyctis paradoxa. Bagian yang diserang adalah batang.
    Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering.
    Pengendalian: tanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
    Catatan:
      Jika pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat.
F.    Panen
  1. Umur panen
Mulai berbuah setelah 2½ tahun dan masak 5½ bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
  1. Ciri tandan matang
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.




Copyright ©2013- hormonik.com