| KEMBALI |

Singkong


A.    Persiapan Bibit
  1. Siapkan batang singkong yang cukup tua (10-12 bulan) yang berdiameter 2–2½ cm.
  2. Pilih varietas yang paling sesuai dengan agro ekosistem setempat dan berdaya hasil tinggi dan disukai oleh konsumen.
  3. Batang singkong dipotong-potong sepanjang 25 cm.
  4. Siapkan larutan ZPT sesuai kebutuhan yang dicampur dengan air dengan dosis 2 cc per liter air.
  5. Rendam batang singkong ke dalam larutan tersebut selama 5-15 menit untuk kemudian diangkat dan siap untuk ditanam pada lahan yg sudah dipersiapkan.
B.    Persiapan Lahan
  1. Pengolahan tanah sempurna 1 minggu sebelum tanam dengan cara bajak singkal, rotary dan garu/perataan.
  2. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang 1000 kg/ha, ZPT 2 cc/liter air dan POC 20 cc/liter air yang diaduk dengan tanah secara merata.
  3. Buat bedengan selebar 1 m, tinggi bedengan 20 cm dan jarak antar bedengan 30 cm.
  4. Ratakan permukaan bedengan dengan sempurna.
C.    Penanaman
  1. Tanam bibit singkong dengan jarak tanam minimal 1x1 m, apabila tanah semakin subur maka jarak tanam akan semakin lebar.
  2. Setelah batang singkong sudah bertunas sampai umur 7 hari. Semprotkan larutan ZPT dengan dosis 1 cc/liter air.
D.    Pemeliharaan
  1. Pemupukan
  1. Sampai umur 2 bulan, semprot dengan ZPT 10 hari sekali dengan dosis 2 cc/liter air.
  2. Setelah umur lebih dari 2 bulan aplikasikan ZPT dan NPK dengan perbandingan 1:1, frekuensi 30 hari sekali dengan dosis 4-5 cc/liter air. Teknik aplikasi semprot atau kocor ke akar.
  3. Setelah umur 4 bulan sampai panen, aplikasikan ZPT dan NPK dengan perbandingan 1:3, frekuensi 30 hari sekali dengan dosis 4-5 cc/liter air. Teknik aplikasi semprot atau kocor ke akar.
  4. Pemupukan dengan POC dengan dosis 20 cc/liter air yang diberikan setiap 20-30 hari sekali dengan cara dikocorkan ke tanah sekitar akar.
  5. Jika lahan sebelumnya telah menggunakan pupuk kimia, tetap berikan pupuk kimia dengan pengurangan dosis sampai 50%. Siklus tanam berikutnya sudah bebas dari pupuk kimia.
  1. Penyiangan
    Pembersihan gulma yang tumbuh disekitar populasi tanaman, dilakukan minimal 2 kali dalam satu musim terutama pada masa kritis saat tanaman berumur 5-10 minggu yang harus bebas dari gulma.
  1. Penyulaman
  1. Penyulaman dimaksudkan untuk mengisi tanaman yang mati atau kurang baik pertumbuhannya, agar diperoleh populasi yang optimum.
  2. Penyulaman dilakukan sebanyak 1 kali, yaitu sekitar 1 bulan setelah tanam.
  1. Pembubunan
  1. Lakukan penggemburan tanah di sekitar tanaman dan setelahnya dibuat seperti gundukan.
  2. Dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan agar menghemat waktu dan biaya.
  3. Apabila tanah di sekitar pohon terkikis akibat hujan atau hal lainnya, maka perlu dilakukan penimbunan ulang.
  1. Perempelan atau pemangkasan
    Pemangkasan tunas dikakukan agar setiap pohon memiliki minimal 2 atau 3 cabang, sehingga batang pohon dapat dapat digunakan sebagai bibit untuk masa tanam berikutnya.
E.   Pengendalian Hama dan Penyakit
  1. Identifikasi jenis dan tingkat populasi hama.
  2. Identifikasi jenis penyakit seperti cendawan, bakteri atau virus.
  3. Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
  4. Mengusahakan tanaman sehat.
  5. Penggunaan varietas tahan hama.
  6. Pengendalian hayati (penggunaan musuh alami/predator, patogen antagonis).
  7. Menggunakan pestisida nabati sebagai alternatif akhir untuk mengendalikan hama berdasarkan hasil pengamatan.
F.    Panen
  1. Pemanenan dilakukan pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang, warna daun mulai menguning serta banyak yang rontok.
  2. Umur panen telah mencapai sekitar 6-8 bulan untuk varietas genjah dan 9-12 bulan untuk varietas dalam.
  3. Panen dilakukan dengan cara mencabut batang tanaman dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.




Copyright ©2013- hormonik.com